PORTAL BERITA

PWQ Bekerjasama Google For Education dalam Transformasi Pembelajaran Berbasis Google Chromebook

PWQ – Hampir mayoritas pesantren di Indonesia memiliki satu aturan yang sama, yaitu melarang santri-santrinya membawa gadget atau handphone. Sanksi jika melanggar aturan tersebut pun tidak main-main sebab ia termasuk kategori pelanggaran berat di pesantren.

Beberapa sebab pesantren melarang santri membawa handphone menurut dr Gabriela Florencia, melansir dari Halodoc, penggunaan gadget yang berlebihan pada remaja bisa berdampak negatif. Diantaranya dapat menimbulkan masalah kesehatan psikologis dan fisik. “Nah, beberapa dampak psikologisnya antara lain depresi, kesendirian, kegelisahan, agresi, kurang empati, fobia sosial, tidak dapat mengendalikan dorongan untuk menggunakan gadget,” kata dr Gabriela. Sementara secara fisik, menurutnya bisa berdampak pada berkurangnya kualitas tidur sehingga bisa mengganggu prestasi akademik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka tak heran pesantren melarang santri membawa gadget karena akan mengganggu fokus santri dalam proses pembelajaran.

Gadget seperti telpon pintar atau tablet memberikan kemudahan mengakses dunia luar. Meski begitu, kebebasan di dunia digital tetap harus dikontrol dan diawasi terutama pada anak.

Pegiat perlindungan anak, Diena Haryana menjelaskan penggunaan gadget bagi anak yang tidak dipantau dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak.

“Ketidakmampuan orang tua yang tidak mengontrol dapat berdampak buruk pada anak. Bisa melalui games, media sosial, pornografi, dan kejahatan lainnya di dunia siber,” kata Diena dalam diskusi gelaran ‘Bali Spirit Festival’ di Jakarta, Kamis (22/3).

Sementara Bapak Pimpinan PWQ memiliki pandangan yang berbeda, bahwa suatu saat setelah santri-santri keluar pesantren maka akan menggunakan gadget dan akan memberi dampak secara positif maupun negatif, tergantung bagaimana pandangan anak terhadap gadget, apakah sebagai sumber pengetahuan, atau sebagai alat “bermain” yang dapat melalaikan dia dari ibadah dan belajar.

“Sampai kapan kita mau melarang santri pakai gadget? Toh suatu saat mereka juga akan keluar pondok ini pasti beli atau dibelikan gadget karena handphone sudah menjadi kebutuhan pokok manusia zaman ini, saya ibaratkan pisau, tergantung manusianya, jika digunakan untuk kebaikan maka baik hasilnya, demikian juga sebaliknya. Makan tidak ada jalan selain Pendidikan Pembiasaan sejak dini, santri harus mampu mengendalikan gadget, bukan gadget yang mengendalikan santri”

Lebih lanjut beliau menjelaskan akan pentingnya pendidikan digital bagi generasi sekarang sebab perkembangan zaman wajib diikhtiyari, bukan justru dihindari.

“Semua keahlian dan kebaikan itu butuh latihan yang keras. Pelaut yang ulung itu lahir dari ombak yang besar. Maka santri harus melek teknologi dan kelak teknologi harus dikuasai oleh kaum santri agar berdampak positif pada kehidupan ini. Polusi di media sosial harus kita hentikan. Salah satu ikhtiyar kita ya membentengi anak-anak kita dengan latihan ber-gadget secara positif, dan harus takut Allah yang maha melihat” terang Ustadz Nazwar.

Hal ini kemudian disikapi dengan Transformasi Pendidikan Islam Berbasis Informasi dan Teknologi dimana seluruh sistem pembelajaran di PWQ menggunakan platform google chromebook bekerjasama dengan Google For Education dalam merancang sistem pembelajaran berbasis teknologi.

Dengan demikian maka sumber belajar santri menjadi lebih luas, tidak hanya mengandalkan keilmuan para guru dan ustadz semata, namun juga memanfaatkan browsing di dunia maya. Tentu saja sistem yang dibangun akan merancang controlling yang sangat ketat, agar menjadi kebiasaan dan budaya positif santri dalam ber-gadget.

Adapun pengadaan gadget berupa Note/Laptop berbasis google chromebook akan dibebankan oleh masing-masing santri sebagai pengganti buku cetak dalam pembelajaran di kelas. Perangkat tersebut dibeli langsung ke pemasok dari Google For Education untuk wilayag Indonesia Timur dengan kisaran harga 3 juta rupiah. Pembeliannya sudah termasuk All in Edu Aplication Google For Education yang original untuk masa pemakaian selama mondok di PWQ.

Saatnya kaum santri tidak alergi terhadap teknologi bahkan harus mampu bersahabat dengan gawai dan media sosial dengan adaptasi santri pada konten-konten positif dan pengetahuan tanpa batas.

PWQ Media 2022